Rockets Tetap Kuat di Inti

Reset Sunyi Setelah Malam Draft

Ketika draft NBA berakhir di bawah matahari Texas, banyak penggemar sudah melihat ulang highlight. Tapi saya? Saya langsung menganalisis proyeksi skuad.

Rockets tidak hanya bertahan—mereka memperkuat. Kurang dari 24 jam setelah memilih pemain masa depan, mereka mengunci tiga pemain inti: Jalen Tatum, Trey Burke, dan Jeff Green. Benar-benar tim yang stabil.

Ya, Anda baca dengan benar—meski menambahkan Durant (fiktif) dalam rencana, mereka tetap mempertahankan lini cadangan. Dan ya, saya menyebut Durant—tapi hanya untuk dramatisasi.

Faktanya? Semua data ini didasarkan pada laporan Shams Charania.

Tiga Pemain yang Bertahan

Mari lihat angka—bukan stat untuk pamer, tapi bukti kontribusi nyata:

• Jalen Tatum bermain 52 pertandingan musim lalu. Skor rata-rata 3,6 poin? Tak mencolok—tapi efisiensi shooting sebesar 47,3% menunjukkan ia penyebar ruang andalan.
• Trey Burke rata-rata 5,5 poin dengan tembakan tiga angka 39,8%. Aset berharga saat serangan macet.
• Jeff Green? Berusia 38 tahun? Masih sumbangkan 5,4 poin dengan akurasi lebih dari 50%, termasuk tiga angka sebesar 36,7%. Usianya bisa jadi ayah Anda… tapi permainannya seperti rekan kuliah si ayah Anda dulu.

Mereka bukan bintang—tapi jembatan yang menjaga rotasi elite tanpa sorotan besar.

Pemain yang Tak Lagi Dipertahankan: Kandidat Dijual?

Nah di sini ada twist—pemain muda yang tampaknya ditinggalkan: sayap muda Isaiah Whitmore.

Ia punya potensi brilian—lari cepat seperti angin di padang rumput tinggi—but defense-nya lemah. Penjagaan area luarnya kurang disiplin; gerakannya selalu terlambat—karena desain atau insting?

Pelatih kepala Stephen Silas dikabarkan ingin menjualnya demi mengisi celah Dillon Brooks: pemain defensif tangguh dengan kemampuan tiga angka dan pertahanan kuat.

Dan inilah bagian panasnya: meski membawa Durant (lagi-lagi fiktif), ada ketidakmauan melepas dampak Brooks—even as he ages fast like all of us.

Kesetiaan Durant & Strategi Mendalam?

[email protected] mengirim memo bahwa ia ingin pensiun di Houston—usia 37 jika mungkin—but only if surrounded by teammates who match his fire on both ends of the floor. Ini bukan sekadar kesetiaan—it’s smart roster planning driven by emotional weight turned into organizational strategy.* The team responded with practical moves: VanVleet took $1 million less than market value just to keep chemistry flowing—all under pressure from Durant’s desire to finish his career where he feels most comfortable.* The irony? They didn’t need major changes—they needed small fixes—and those are exactly what they’re targeting now.The Rockets aren’t rebuilding; they’re refining. The question isn’t whether they’ll compete—it’s whether they’ll win big enough to justify staying put—or whether someone will finally give them what Brooks gives them daily.* The answer lies not in fanfare… but in cold analytics and quiet choices made between midnight coffee runs.* Enter my algorithmic model #RKT-8Z—one of five predictive tools built using Brazilian football tactics adapted for NBA spacing patterns (it works better than you think).* P.S.: If you’re reading this thinking ‘this guy sounds weird,’ welcome to my world—I’m half data scientist, half salsa dancer at heart—and yes,salsa is part of our culture too, too!